Sabtu, 31 Mei 2014

SORRY I LOVE YOU



*praaaaakkkk* terdengar bunyi handphone yang sengaja dibanting.
“lo kenapa cha ?” buru-buru vico menghampiri ocha yang duduk terpaku dilantai dengan mata berkaca-kaca
“gue diputusin lagi co sama leo, sebenernya apa sih mau dia ? apa sih salah gue ? selalu dia kayak giniin gue, gue capeeeee !” ocha menjawab dengan air mata yang mulai berlinang
tanpa menjawab kekalutan ocha, vico  pun langsung memeluknya dengan erat, penuh empati dengan luka yang lebih dalam dari pada yang ocha rasakan saat ini.
Vico adalah sahabat ocha dari kecil semenjak orang tua vico meninggal karena sebuah kecelakaan tragis sewaktu vico baru berusia 8 tahun
 dari sanalah vico mulai tinggal dengan oma dan opanya yang kebetulan bertetangga dengan ocha
dan dari sanalah mereka bertemu dan mulai akrab lalu bersahabat sampai sekarang.
persahabatan mereka sebegitu eratnya sampai mengalahkan ikatan persaudaraan sekalipun
*plaaaaaakkkkk* *plaaaaaakkk* dua kali terdengar suara tamparan
“gimana rasanya ? enak ? mau lagi ? masih kuat kok tangan gue, buat bunuh lo sekalipun !” vico dengan gelagat tomboynya mendatangi leo yang kebetulan sedang duduk disebuah caffe bersama  seorang wanita
“anj*ng !! elo lagi ! kalo bukan cewe gue gebugin lo sampe mamp*s sekarang juga ! cuiih ... pergi lo!” bentak leo dengan begitu marahnya
“eh... yang seharusnya pergi itu elo ! pergi lo dari hidup ocha ! jangan pernah lo tampakin tampang lo lagi ! atau gue bunuh lo ! liat aja lo ! “ *syuuurr* dengan nada tingginya vico gak kalah lantang sambil menumpahkan minuman diwajah leo yang memang bisa dibilang tampan dengan paras blasteran.
sambil bergegas pergi dan meninggalkan leo yang tercengang karna sikap vico yang mempermalukannya didepan umum seperti itu
Seiring dengan berjalannya waktu ocha semakin tegar dan mulai berusaha untuk move on dari leo
semuanya semakin berubah menjadi lebih baik semenjak ocha bertemu dengan sosok baru yang datang dalam kehidupannya.
dia bernama anton salah satu pegawai bank swasta yang tidak sengaja bertemu dengan ocha karna kesalah fahaman kecil disebuah supermarket beberapa waktu silam.
ketampanan dan kedewasaan serta keramahan anton yang semakin memikat hati ocha yang sedang menikmati indahnya jatuh cinta membuat  vico benar-benar tidak menyukainya  bagaikan menyayat melukakan sebuah kekecewaan dalam.
vico pun tidak tahu harus berbuat apa, disaat dia seharusnya ikut ersenyum bahagia karna sebuah kebahagaan kembali berpihak pada sahabat terbaiknya, namun yang ada situasi malah memutar balikkannya.
“elo yakin cha sama si anton-anton itu?” tanya vico dengan nada sinis
“yakin dong co ... yakin banget malah !! kenapa emangnya ?” jawab ocha
“emmm... gak apa-apa sih, cuman gue gak suka aja sama dia ... kayaknya kalo menurut gue si gak baik aja buat lo cha “ vico menjawab dengan nada santainya
“gak baik? Maksud lo? Lo tau dari mana kalo anton gak baik buat gue ? elo kenal dia aja enggak ! “
“kok lo jadi marah sih cha ? gue kan Cuma berpendapat. Salah?”
“gue gak marah vico, gue Cuma gak seneng aja sama penilaian elo ke orang yang bahkan enggak lo kenal dan tau”
“itu kan menurut feeling gue aja cha” vico mulai merasa bersalah
“sekarang gue tanya .. emang cowo yang baik buat gue menurut elo itu yang seharusnya kayak gimana ? hah?”
tanpa menjawab pertanyaan ocha, vico langsung beranjak keluar dari kamar ocha dan langsung mengendarai mobilnya pergi entah kemana, yang semakin membuat ocha merasa kebingungan dengan sikap sahabatnya yang mendadak aneh seperti itu.
“permisi mbak ... boleh numpang tanya”
“iya mbak ... ada yang bisa saya bantu? “ jawab salah satu pegawai bank swasta ternama yang didatangi oleh vico siang itu
“bisa bertemu dengan anton ? dia salah satu pegawai di bank ini”
“emm..... mungkin yang mbak maksud anton hendri handoko?”
“emmm... i iya itu mbak” dengan sedikit perasaan ragu vico menjawab karena ingin menemui anton yang sama sekali belum pernah ia temui
“kebetulan bapak antonnya sedang istirahat makan siang dikantin sebelah sana mbak” dengan menunjuk sebuah kantin yang ramai pengunjung tidak jauh dari lokasi bank
“ohh baiklah kalau begitu, termakasih ya mbak “ vico langsung bergegas pergi menuju kantin tempat anton sedang beristirahat makan siang
“untung gue udah liat foto si anton berkali-kali jadi gue gak bakalan mungkin salah orang kalo ketemu” gumam vico dengan begitu yakin
saat memasuki pintu kantin vico melihat kantin dengan begitu banyak pengunjung, disana-sini, ada yang sedang duduk bersama pacar, teman-teman kantor dan ...
“nah ... itu pasti si anton” vico melihat seorang pria berparas tampan bertubuh tegap dan terlihat begitu keren sedang duduk sendiri dengan makan siangnya di meja kantin paling pojok yang sedang asyik dengan gadgetnya
tanpa ragu vico menghampiri anton yang saat itu sedang cengengesan sambil memfokuskan diri pada gadget.
“sorry .... anton bukan?” tanya vico dengan penuh percaya diri
“iyaa ... siapa ya ? kita pernah kenal?” jawab anton dengan nada bingungnya
“emm ... belum sih ! kenalin gue vico, gue temennya ocha” vico mengulurkan tangannya dan mulai duduk satu meja dengan anton
“anton .. “ anton hanya membalas dengan senyuman kebingungan “ maaf ... ada perlu apa yah dengan saya?”
“oke .. tothepoint aja yah ! gue minta lo buat jauhin ocha mulai dari sekarang ! got it ?” dengan nada santai vico menjelaskan maksud kedatangannya
“loh ... kenapa memangnya ? lagian apa urusannya sama kamu?” tanya anton yang semakin bingung
“lo gak usah tanya kenapa dan apalah ... yang jelas gue gak mau lagi liat lo masih ngedeketin temen gue ocha ! camkan ! atau gak lo bakalan lihat apa yang akan gue lakuin nanti !” dengan nada tinggi tanpa memperdulikan apapun vico mengancam anton yang telah nampak geram dengan sikap vico yang sangat aneh, dan langsung bergegas pergi .
                                                                                                ***

*plaaaaakkk* tangan ocha yang dengan entengnya mendrat di pipi kanan vico
“maksud lo apa sih ? ngedatengin tempat kerja anton dan bilang kayak gitu? Lo pikir lo siapa berhak ngatur hidup gue ? dan .. gue sama sekali gak ngerti sama semua sikap lo ahir-ahir ini, lo kenapa sih ? apa sih mau lo co?” dengan perasaan marah yang tidak mampu lagi terbendung ocha meluapkan semua emosinya
“gue Cuma pengen elo bahagia cha ? salah ?” jawab vico dengan tidak kalah lantang
“elo masih tanya elo salah apa enggak ? ya jelas elo salah vico ! emangnya kebahagiaan jenis apa yang lo mau buat gue ? kebahagiaan saat gue terus-terusan nangis terpuruk karena cowo bangs*t itu? Iyaa? Dan apa lo kira gue gak tau sama apa yang udah lo lakuin ke leo sewaktu habis mutusin gue? Dia cerita dan maki-maki gue co ! lo tau gak gimana rasanya abis diputusin terus dimaki-maki? Sakit co ... “ jawab vico sambil meneteskan air mata dan langsung diusapnya
“gue ngelakuin itu semua demi elo cha”
“demi gue ? oke gue hargain semua kepedulian elo sebagai sahabat gue co ! tapi please ... gue mohon co , biarin sekali aja, biarin gue bahagia sama laki-laki pilhan gue ... ngerti?” vico menjawab dengan nada yang mulai menurun dan terduduk didepan vico yang sedang berdiri terpaku.
*keheningan menyelmuti ruangan*
“biarin gue memilih sendiri pilihan gue co? Bisa kan?” ocha memulai pembicaraan dengan nada yang mula lembut dan masi dengan posisi tertunduk diatas lantai
“enggak !” dengan nada datar dan pasti vico menjawab
ocha tersentak kebingungan dan berdiri mentap vico dalam
“kenapa ? apa maksud elo dengan jawab enggak? hah? Lo lebih seneng kalo gue terpuruk ? iya ? lo bahagia ya kalo gue menderita co ? jawab ! ” kata-kata ocha yang semakin emosi dan semakin tidak enak didengar telinga vico “ohhh atauu lo seneng kalo gue gak punya pasangan biar sama kayak lo gituh ?”
“gue cinta sama lo ! puas ???” teriak vico kepada ocha
“hah? Cinta? Maksud lo?” jawab ocha dengan perasaan tak percaya, adakah yang salah dengan sahabatnya itu ? fikir ocha
“iya ! semakin gue menyayangi elo semakin gue hilang kendali sama perasaan gue sendiri, gue sempet marah, tertekan, kenapa gue harus punya perasaan kayak gini sama lo ... ini diluar batas kemampuan gu cha ! maafin gue !” dengan berlinang air mata dengan penuh perasaan bersalah vico memeluk ocha , namun tiba-tiba ocha melepaskan pelukan vico
“ini gak bener co, sumpah ini bikin gue gila lo tau gak ? gue sayang sama lo , sayang banget ! tapi gue sayang sama lo udah kayak kakak gue sendiri co, gak lebih dari tu lo ngerti?”
“maafin gue co maaf ... maafin kebodohan perasaan gue, kegilaan rasa gue yang gak mungkn bisa lo terima dan maafin keegoisan perasaan gue yang Cuma pengen lo hanya punya gue, tanpa harus ada cowo-cowo bangs*t itu dalam hidup lo, maaf karena selama ini gue udah selalu ngehasut hubungan lo, gue sabotase semuanya biar hubungan lo selalu bermasalah, maafin gue cha maaf” vico mencertakan kejujurannya dengan berlinang air mata
“jadi ,,, selama ini yang gue gak ngerti kenapa hubungan gue selalu bermasalah itu ... karna lo co? Sahabat yang udah gue anggep sodara sendiri? Tega lo co tega ! bangs*t lo !” bentak ocha dengan kemarahan puncaknya
“gak apa-apa cha elo mau sebut gue apa , gue tau gue salah .. maafin gue cha” vico yang memohon terduduk lemas didepan ocha
“pergi lo co ! pergi lo ! gue gak mau liat muka lo lagi ! jahat lo co sama gue ! gue yang selama ini setres sampai hampir gila gara-gara ulah lo ... “ ocha berjalan meninggalkan vico memasuki kamarnya dan dikuncinya pintu kamar dengan mengabaikan panggilan vico berulang-ulang kali sambil menggedor-gedor pintu kamar ocha tiada henti.
Keesokan harinya ocha mendapatkan sebuah surat yang ditipkannya kepada bik ijah pembantu dirumah ocha


“dear my bestiest ocha
maafin gue ya cha , mungkin bagi lo saat ini gue gak mungkin termaafkan, tapi gue nyesel cha, gue gak pakai logika dan akal sehat selama ini, maafin ketololan gue ocha gue mohon ...
gak apa-apa elo ga mau lihat gue lagi cha, karena itu kemauan lo maka gue mutusin buat pindah ke ausi tempat oma dari nyokab gue, gue bakalan menetap disana selamanya cha ,
 gak usah kerumah gue ya cha, karna waktu elo terima surat ini gue pasti udah berangkat, gue tinggalin satu jacket favorite gue biar lo selalu inget sama gue, trimakasih ocha karan lo udah nunjukin gimana indahnya persahabatan yang luar biasa, trimakasih atas semua kasih sayang lo, kepedulian lo selama ini ke gue , trimakasih ocha ...
jangan pernah lupain gue ya, gue sayang sama lo cha .
wish u all happiness cha J
                                                                                                                                                                vico fransischca
Dengan berlinang air mata sampai menangis tersengal-sengal ocha membaca surat vico, merasa bersalah, menyesal dan tidak tahu apa yang harus diperbuat.
ocha hanya menatap surat itu berjam-jam sambil menangis, dan berusaha untuk tegar dan bangkit, dan berharap semua akan baik-baik aja setelah ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Get Gifs at CodemySpace.com