Senin, 15 Oktober 2012

one las breath


dengan perasaan marah sambil berulang-ulang kembali ku tengok ke arah jam yang melingkar di tangan,
sudah tiga jam aku menunggu berdiri di depan pintu minimarket menunggu kedatangan doni pacar ku,
entah apa yang membuatnya seperti ini, dia semakin berbeda ahir-ahir ini.
tidak tahu kenapa tiba-tiba dengan begitu paniknya doni meninggalkanku dengan terburu-buru, dia bilang hanya tertinggal sesuatu yg penting di rumah, dia hanya hendak kebali kerumahnya untuk mengambilnya sebentar dan dia berjanji akan cepat kembali lagi menemuiku di depan minimarket, tapi batang hidungnya saja tidak terlihat sampai sekarang.
dengan perasaan yang begitu kesal aku putuskan untuk pulang sendiri dan naik taksi,
aku merasa sangat diabaikan ku lepaskan semua amarahku, aku menangis didalam taksi yang aku naiki.
tidak lama terdengar lah bunyi ringtone handphon ku
                "haloo?" jawabku
                "sayang, maafin aku yaa.... barusan mama aku tiba-tiba sakit dan aku harus cepet-cepet anterin beliau ke rumah sakit, kamu sekarang dimana? udah pulang apa masih diminimarket?
tanpa sepatah katapun, aku tutup telphon dan langsung menon-aktifkan handphon ku,
sesampainya dirumah kulihat doni sedang menungguku didepan rumah,
tanpa ku tatap wajahnya langsung aku beranjak masuk kedalam rumah, tapi doni langsung menarik tanganku dan mengajakku untuk berbicara diluar agar tidak terdengar oleh keluarga kalau kami sedang bertengkar,
“apa-apaan si kamu? Lepasin….!!” Ku hempaskan tangan doni”
“kamu kenapa sih yang? Kenapa jadi semarah ini?”
“kamu tanya aku kenapa? Kamu tuh yang kenapa ninggalin aku sendirian luntang-lantung tiga jam nungguin kamu di depan minimarket, tega kamu ya don..!!”
“aku kan udah minta maaf sayang…. Aku tadi abis..”
“abis apa hah? Selalu aja make alesan yang sama… aku mulai gak percaya sama kamu don sekarang, apa kamu punya cewe lagi selain aku ? iya?” tanpa sadar aku meneteskan air mata yang dari tadi memang telah dengan mudahnya mengalir
      “hah? Kamu ngomong apaan si yang? Ya engga lah.. kok kamu bisa menyimpulkan begitu?” dengan sedikit gugup dan terbatah-batah doni menjawab
      “kalo kamu gak ngaku mending kita putus..”
      “apa?? Yang ,, kamu apa-apan sih? Enggak kok yang, tu Cuma perasaan kamu aja, aku sayangnya ya Cuma sama kamu selly” doni menggengam kedua tanganku dan ditatapnya kedua mataku dalam.
      “okeh…sekarang lebih baik kita putus aja” dengan mencoba kuat aku mengatakan kalimat itu dan membuang genggaman tangan doni dan beranjak pergi
      “selly…. Selly oke aku ngaku, aku punya pacar selain kamu,”
      “dengan perasaan kaget dan hati yang sangat hancur ku hentikan langkah ku, aku mencoba untuk menguatkan kakiku untuk tetap berdiri, seakan tidak kuat lagi menopang tubuh ini,”
doni datang menghampiriku dari belakang dan memelukku erat “aku sayang banget sama kamu selly, tapi aku gak bisa buat ninggalin resa” aku hanya terdiam terpaku, mulutku terkunci rapat, air mataku dengan derasnya tetap mengalir, dan ku coba untuk berbicara, walau terbatah-batah
     “ke kenapa kamu gak bisa buat ni ninggalin cewe itu don?” ku tanya doni dengan perasaan yang tersayat-sayat
     “aku lebih dulu pacaran sama dia, lima bulan sebelum sama kamu, tapi sekarang dia buta, ceritanya panjang, semua karena aku, aku yang nyebabin dia seperti sekarang, aku gak bisa buat lari dari tanggung jawab ini sell,
     “terus aku?” aku membalikkan badan dan kami pun berhadap-hadapan
     “aku gak tau sell, aku sayang sama kamu” dikecupnya kening dan pipiku dengan lembut “tapi mungkin semua memang harus sampai sini aja sayang, mungkn aku memang bukan yang terbaik buat kamu, maafin aku,” dengan kata-kata yang seakan menyayat hati doni pun meneteskan air mata dan kami berpelukkan begitu lama sebelum ahirnya doni pergi meninggalkanku dengan segala luka ini.
Aku terus berfikir, duduk menyendiri disudut kamar dengan sesekali menangis, sampai mataku terlihat sangat menakutkan karena mulai memerah dan bengkak, entah telah berapa lama aku menangis tanpa memperdulikan berapa puluh kali suara ketukan pintu kamar yang samar-samar aku dengar.
semakin hari tubuhku semakin melemah, kangker ganas yang telah mencapai stadium ahir yang telah lama aku derita seakan dengan mudahnya semakin menggerogoti ketahanan tubuhku yang dibuatnya menjadi semakin melemah dan semakin tak berdaya.
Aku putuskan untuk menulis wasiat ini, aku merasa hidupku memang sudah tidak akan lama lagi, dan sepertinya tuhan pun beranggapan sama, dia ingin cepat-cepat mengajakku turut serta ke alam damainya tanpa bayang-bayang kesakitan hati ini,
    “dear doni….
don.. aku sekarat, aku menderita kangker otak dan sudah stadium ahir, mungkin kamu tidak tahu, karena aku pun tidak pernah menceritaka kepadamu, tapi rasa sayang dan cintaku masih seutuhnya untuk kamu, aku ingin , walaupun jasadku telah membujur kaku di tempat peristirahatanku nanti, aku masih tetap bisa melihatmu, memandangmu disaat aku pertama kali membuka mata dikala pagi, dan kamu yang akan menjadi orang terahir yang akan aku lihat sebelum aku tertidur
Cuma satu permintaan ku, dan aku berharap kamu mampu untuk mengabulkannya,
aku ingin mendonorkan mataku untuk resa, agar semua impianku mampu untuk terwujudkan.
aku sayang kamu doni, always… forever n ever
love selly”.
    


                

Jumat, 07 September 2012

come ON let's move ON


jeeeeeng jeeeeeeeeeeeeng..........  hay hay .. aku datang  lagy manteman...˘)

kali ini gue mao posting tentang MOVE ON...
hayooooo siapa yang lagi GA + HA to the LAW?  alias GALAU dan ngabisin waktu seharian duduk dibawah shower? *eww*
alias penyakit menahun baru-baru ini?
alias penyakit yang gak sembuh-sembuh? 
alias..............? *settttttttttttttt000000000op...!!*
(oke dah lanjut -_-)

lo pada tahu gak sih apa arti galau sebenernya?
well... kalau belum tahu, gue tegesin aja yah .. yang katanya sih galau itu singkatan men .. yaitu : Gatau hArus Lanjut Atau Udahan ...
banyak pendapat mengatakan bahwa galau itu karena bersumber dari konflik percintaan, benerr sihh... tapi bukan karena itu aja teman........
galau itu bisa juga karena diputusin pacar, cemburu sama pacar or gebetan, ngelihat pacar selingkuh atau ditolak cintanya ahahahaha #ketawa ngeledek #muka nyolot minta ditampol Banci.
*itu mah juga konflik percintaan bodoh..* #eh.. sama aja ternyata
berarti bukan itu yang gue maksud,, ya selain konflik percintaan, misalnya masalah pekerjaan atau karir, sekolah, dan lain sebagainya.
dan yang seharusnya kita lakukan saat sedang galau adalah untuk segera dan cepat-cepat ber-MOVE ON….(
ˆˆ) ….
biar gak keterusan galaunya dan ber-ENDing dengan S E to-the TRESSSS,,,
dan kembali bahagia dalam menjalani sisa-sisa umur kita *kayak mau mati aja-.-*
tetap bergerak maju, tanpa melihat-lihat dan menguak-nguak lagy ke belakang, dan menghadapi semuanya dengan positip #pake Pe.
kita kupas tips-tipsnya satu per satu ya:

1. untuk masalah percintaan
#para abege abege tua marii merapat….
˘).# *ehh?*

untuk masalah percintaan, kita ambil satu contoh baru abis putus sama pacar dan sekarang menjadi mantan alias MANusia TAnpa perasaaN #peace ya mantan... (ʃƪ♥ﻬ♥) #

biasanya kalo abis putus itu terus galau, dan galaunya itu bisa bertahan berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun lamanya. tahu kenapa? kalo menurut saya sih karena eh karena berjudi itu haram #loh?? kok jadi roma irama ini?# hemm….
karena eh karena semua kenangan indah yang terlalu membekas bagai noda bandel tanpa RINSO *SENSSSSSSSSSSOR* #aduh lupa # #tepok jidat#  Dan sulit untuk dilupakan,


dan kita yang selalu berfikir bahwa mantan kita itu terlalu sempurna untuk dilepaskan dan tidak ada wanita atau laki-laki lain yang lebih memahami kita dan membuat kita merasa sangat nyaman layaknya dia dan mempunyai kecocokan yang sangat di hati dan hidup kita dan membuat semuanya terasa tampak begitu lengkap, dan belum ada orang yang lebih sempurna dari dia masuk dalam kehidupan kita lagi dan mencoba merubah semua dan mampu menggantikan posisi dia dalam semua sudut hati dan otak kita #coba itung berapa kata DAN yang ada dalam paragraf diatas? # *kurang kerjaan si iya*
solusinya sih gampuaaaaaaaaaaaaaaang bgd…… # kudu sokkk # *kayak udah move on aja!*

yaitu dengan berdo'a dan berusaha;
a.            berusaha move on,
b.            cari pacar lagi yang jauh lbh baik (kudu ada peningkatan mameeenn),
c.             Godain pacar temann.. #ehhh.. coret coret coret.!!! ketauan deh #ooopppss…….. maksudnya minta di comblangin sama temannya teman, atau kakaknya dari sepupunya kaka ipar sodaranya teman deket bestfriendnya kaka atau teman kita. #pusing pusing dah lu#
d.            dan berusaha untuk melupakan semua kenangan tentang mantan dan semua masa lalu bersamanya,  karena semua itu tidak ada guananya lagi dan sama sekali enggak penting lagi buat lo inget-inget terus,,, 
well... emang kalo lo galau terus nangis-nangis gituh, mantan lo bakalan peduli?
atau tiba-tiba si mantan bakalan datengin lo lagi sambil bawa-bawa penghulu gituh?? #ahahay…. gak segitunya juga sih ya -.-#
bahkan jika memang dia tidak ada ketertarikan lagi sama lo
“whatever,,, everything u’re gonna do it’s up to you”. dia?? sama sekali gak akan perduli !
e.          niat sungguh-sungguh dan mau serta yakin untukk moving on
en next bertawakal dan sabar dengan semua hasilnya. oke .. simple kan ????
silahkan mencoba....

2.masalah karir dan pekerjaan.

kalo masalah yang satu ini silahkan kalian ketik WETON dan kirim ke alamat kijoko bodo. #loh#
*alamat disembur pake air jamban,,* *eh.. maksudnya air menyan-__-*

hal utama yang harus kita lakukan ketika hendak bekerja atau berkarir adalah dengan mencintai dengan sepenuh hati pekerjaan yang hendak kita jalani itu, karena rasa cinta pada pekerjaan pasti akan membuat kita iklas dalam menjalani dan mengerjakan semua pekerjaan-pkerjaan,
yang pastinya akan berdampak baik bagi setiap hasil kerja kita, dan akan membuat kita akan tetap terus berusaha untuk bertahan terhadap pekerjaan tersebut walaupun dengan liku dan semua masalah yang terjadi, yang ahirnya membuat kita galau,
dan dengan tetap optimis akan mencoba mengatasi dan terus mencari jalan keluar dari setiap permasalahan yang sedang dihadapi, demi untuk tetap berkarir dalam bidang tersebut.

3.masalah sekolah

biasanya kalo yang ini sih karena nilai yang jeblok,*ckckck bukan saya bukan saya…* *-__-*
dan penyebabnya juga berfariasi, sebagian besar karena tidak belajar, tidak mengerjakan PR yang ada, dan bisa juga karena galau abis putus sama pacarnya dan ahirnya berpengaruh besar pada nilai sekolah #oke.. yg pasti yg terahir ini bukan gue banget yaa,,# *sommbong* 

dan cara mengatasinya yaitu dengan mengubah sebuah pandangan dan pola berfiir selama ini,
fikirkan dan bayangkan kedua orang tua yang terus banting tulang setiap hari, berharap kalau anaknya akan pulang dengan membawa banyak ilmu diotaknya dan menghasilkan coretan nilai yang akan membuat mereka sangat bangga disetiap kertas hasil ulangan kalian, fikirkan mereka sebagai sosok utama yang harus kita buat bangga dan bahagia dengan nilai-nilai dan prestasi kita disekolah, buat semua keringat mereka yang bercucuran dengan raut wajah lelahnya itu berubah menjadi senyuman dengan raut bahagianya dan tangis haruh yang bercucuran menyalimuti kebahagiaan mereka.
Oke deh teman-teman cukup sekian dan terimakasih udah mau repot-repot baca tulisan saya yang sedikit nyeleneh ini^^.
bye bye…….

My Happy Ending


Masih kulihat wajah itu, mata yang terlihat memerah dan sembab karena terus-terusan menangis dua hari ini.
dengan pasti ku tatap baik-baik, kulit kuning langsatnya, rambut panjang hitam pekat dengan sangat lurus tergerai berantakan.
wajah yang biasanya begitu cantik menghangatkan setiap sudut cermin, kini berubah menjadi wajah yang penuh dengan keputus asaan.
sudah hampir seharian aku duduk terpaku didepan cermin, dengan sesekali menitihkan air mata ketika kembali teringat kejadian dua hari yang lalu, hari dimana aku memergokinya berjalan, bergandengan tangan dengan begitu mesra bersama wanita lain, wanita cantik, bertubuh padat, tinggi dan berkulit putih, dengan rambut ikal yang dikuncir ke samping.
aku sangat terkejut ketika itu, perasaanku luluh lantah dengan seketika, hubungan yang telah kami jalin indah selama lima tahun dia hancurkan dengan begitu mudahnya bak membalikkan telapak tangan, tanpa beban, tanpa sedikit pun wajah penyesalan dia ucapkan kata putus tepat didepanku dan didepan wanita itu, jahat sekali...
dan aku hanya bisa menangis dan pasrah saat melihatnya pergi bersama wanita itu meninggalkanku sendirian yang begitu hancur kala itu, aku menangis sejadi-jadnya di tempat umum yang sangat ramai tanpa memperdulikan banyaknya orang yang lalu lalang dan terus menatapku dengan aneh, seakan bertanya-tanya "kenapa dia?" "siapa yang telah membuatnya menangis?" karena aku hanya sendiri setelah mereka berdua beranjak pergi meninggalkanku, bersamaan dengan semua tangisku yang terus mengalir deras dan seakan begitu enggan berhenti, tidak lama datanglah soffi teman kuliah ku, tadinya soffi hendak membeli sepatu untuk mamanya saat itu, namun soffi terkejut ketika melihatku terduduk lemas didepan mall sambil menangis, dan soffi pun berlari menghampiriku.
                "helena..!!" dengan begitu hawatir soffi  menghampiri dan langsung membangunkan tubuhku "elo kenapa na?? yuk ikut gue" soffi menuntunku yang begitu lemas dan tidak mampu untuk beranjak kemanapun dan kemudian membawaku masuk ke dalam mobilnya.
                "na.. lo kenapa?" tanya soffi dengan raut wajah cemasnya "nih lo minum dulu ya.." soffi memberikan sebotol air mineral.
                "helena..." soffi memanggilku dengan lembut, namun aku masih dengan air mata yang terus saja mengalir, soffi menyandarkan kepalaku di atas pundaknya dan menggenggam erat kedua tanganku seakan dia begitu tahu betapa terpuruknya aku saat itu, "mungkin saat ini elo belum siap buat cerita apa-apa ke gue, yaudah gak apa apa sekarang elo puas-puasin dulu deh nangisnya, keluarin semua air mata lo, mau teriak juga silahkan, abis itu nanti gue anterin elo pulang ya... sampe di rumah elo harus istirahat, gak boleh nangis lagi, ya na..? okhey?" kata soffi dengan menghapus air mata ku yang masih dengan derasnya mengalir.
                                          ***

                setelah satu minggu aku bolos, ku putuskan untuk kembali masuk kuliah dan mengejar semua materi-materi yang tertinggal, berbeda dengan biasanya, biasanya sesampainya dikampus aku langsung berlari kesana kemari untuk mencari soffi dan desvi teman baikku di kampus, dan kemudian bercerita dengan asyiknya membicarakan hal-hal yang lucu atau hanya sekedar saling lempar ledekan dan membuat kegaduhan sesaat karena candaan-candaan kami, tapi kini yang aku lakukan hanyalah duduk terdiam dengan pandangan kosong sambil menangis, lalu dengan cepat ku hapus semua air mataku ketika ku lihat temanku desvi datang dan berlari menghampiriku.
                "heyyy heyy.... ada miss helena rupanya" desvi datang dan langsung merangkul pundakku "kemana elo seminggu ini na? kok gak pernah masuk? telphon gue juga di riject mulu?" kata desvi dengan memasang muka sedikit cemberut, tidak lama datanglah soffi yang langsung duduk di sampingku
                "udah masuk na? elo udah baikan? Udah gak sedih lagi kan na?" tanya soffi hawatir
                "hah? sedih? sedih kenapa lo na? kok gak ada yang cerita sama gue kalo lena lagi sedih? elo juga soff.."protes desvi
                "hehe maaf des, gue takut lena marah kalo gue cerita-cerita sama orang, peace.."soffi mencoba membela diri dengan cengiran dan lipatan ketiga jarinya dan membentuk huruf V"
                "tapi gue kan temennya juga, ah parah lo soff" desvi menjawab dengan raut muka sangat kesal
                "udah-udah,, kalian ini tiap hari kerjaannya ribut mulu deh, udah dong… gue gak apa apa kok" jawabku dengan berpura-pura tetap tenang seakan tidak terjadi apa-apa
                "masa sih? tuh mata lo masih aja bengkak" jawab soffi saat melihat wajahku setelah dari tadi hanya menunduk
                "eh.. iyaa tuh.. ayo dong cerita-cerita sama kita na, ada apa sih? jangan dipendem sendiri donk, biar terasa hilang beban lo walau cuma sedikit" desvi mencoba membujuk, dan ku fikir ada benarnya juga
                "gue putus sama doni.." tak terasa mengalir lagi air mataku yang sejak tadi telah berhasil ku bendung
                “hah? doni pacar lo itu kan? Bukannya kalian pacaran udah lama banget ya na? kok bisa sih? Kenapa na? dia gak sayang lagi sama lo? atau gimana sih?”desvi terkejut dan langsung merangkul pundak ku sambil terus-terusan bertanya dan menungguku untuk melanjutkan cerita
                “elo kalo nanya bisa satu-satu gak sih?” tambah soffi dengan sedikit kesal, dan desvi hanya menjawab dengan tatapan tidak perdulinya
                “dia selingkuh… kemarin waktu gue mau ke mall deket kampus, gue mergokin dia, lagi ngegandeng cewe lain, dan waktu gue tegor dia, dan minta kejelasan, dia malah mutusin gue di depan cewe itu..” dengan air mataku yang terus mengalir ku lanjutkan cerita “rasanya kayak ngebunuh gue dengan seketika tau gak…?”
                “ dasar cowo brengsekk..!!” desvi geram dan langsung menendang kursi yang ada di depannya sampai terpental jauh dan menghasilkan suara yang begitu keras yang membuat teman-teman dikelas kami terkejut dan kesal karena ulahnya.
                “desvii……. “ kata soffi dengan raut muka kesalnya yang langsung mengembalikan kursi itu pada posisi semula “ya ampun na.. udah udah.. cowo kayak gitu gak pantes elo tangisin, elo itu cantik, baik, pinter pula, Cuma cowo tolol kaya doni aja yang dengan bodonya mau ngelepasin elo, masih banyak cowo-cowo yang lain yang jauh lebih baik kok dari pada dia na.” dengan nasehatnya soffi kembali untuk duduk disampingku dan langsung memelukku dengan harapan agar aku merasa lebih baik, aku hanya mengangguk dan langsung menghapus semua air mataku lagi ketika kulihat pak anton dosen mata kuliah kami pagi ini telah tiba dan langsung memasuki kelas.

Setelah semua kejadian itu aku sedikit berubah, lebih sering berdiam diri, dan menjadi lebih suka menghabiskan waktu dengan membaca, karena akan sedikit membuatku melupakan semua rasa sakitku.
sepulang kuliah aku selalu pergi ke perpustakaan kota yang tidak jauh dari kampus,
sore itu aku hendak mencari novel tentang cinta yang selama ini memang sangat aku sukai, dan ketika aku hendak mengambil salah satu novel yang tertata dan tertumpuk rapi tanpa sengaja ku jatuhkan semua novel-novel tsb, dan membuat kegaduhan serta menarik perhatian seluruh pengunjung perpustakaan,
                “emm.. ma.. maaf saya gak sengaja ngejatuhinnya” dengan muka bersalah dan sedikit cengiran aku meminta maaf pada mereka dan langsung kembali merapikan novel-ovel tsb,
tidak lama datanglah seorang laki-laki berbaik hati hendak membantuku merapikan kembali novel-novel yang telah kubuat berjatuhan dilantai itu.
                “gue bantu ya..” ucap dia dengan nada lembut nan ramah
                “iya.. “ kataku dengan sedikit senyuman, tapi laki-laki itu malah menatapku dengan tatapan anehnya “kenapa?” ada yang salah?” tanya ku
                “elo….. helena ya?” tanya dia dengan heran dan sedikit tersenyum
                “iya… kok tahu? emang Kita kenal?”
                “haha.. thx god” kata dia dengan raut wajah sangat gembira “gue radit.. inget gak? Dulu kita kan satu SMA, satu kelas malah, tapi pas pertengahan kelas dua gue disuruh orang tua gue untuk pindah ke melbourne, dan tahun ini gue mutusin buat pindah kuliah ke indonesia. Elo inget gue kan na?” ucap radit dengan tersenyum
                “ohh.. iya iya gue inget, yang jadi idola cewe-cewe satu sekolah itu kan?” “Hahaha” kami tertawa berasama
                “hemm… pantesan aja gue gak ngenalin, sekarang jauh lebih ganteng sih”
                “bisa aja lo” radit menjawab dengan raut malunya
setelah pertemuan itu kami menjadi lebih dekat, radit sering main kerumah, sering antar jemput kuliah, dan kami lebih sering bersama. bagai penghapus permanen radit dengan mudah menghapuskan semua luka-luka ku yang aku fikir tidak akan pernah menghilang dari benak dan fikiranku itu untuk selamanya.
                                    ***

“hey ditt… udah lama ya nunggu nya? Maaf ya tadi gue abis balikin buku-buku dulu diperpus sambil sekalian ke toilet” ucapku kepada radit yang saat itu sedang menunggu untuk menjemputku sepulang kuliah yang sedang berdiri didepan mobil mewahnya dan telah sibuk melihati jam tangannya sedari tadi.
                “ohh gituh, yaudah… gak apa apa kok, yuk jalan sekarang” radit langsung membukakan pintu mobilnya untukku dan langsung mengajakku makan di restoran hotel berbintang yang juga sangat mewah dan berkelas.
                “loh ditt.. ngapain kita makan disini? Kalo cuma makan aja sih mending ke caffe biasa aja”ucapku karena sedikit kurang nyaman
                “gak apa apa na,, gue punya kejutan buat lo… silahkan duduk my princess…” radit mempersilahkan ku untuk duduk dengan menarikkan sebuah kursi yang sepertinya telah ia pesan
                “kejutan apa? “ aku begitu penasaran
                “kita makan dulu aja ya?”
                “ohh okeh” ku jawab dengan raut wajah masih sangat penasaran
ahirnya kami berdua selsai dengan semua makanan kami, radit pun telah membayar semua tagihannya.
sejauh ini masih belum ada yang aneh, aku terus menoleh kesana kemari mencari tahu kejutan apa yang sebenarnya telah radit persiapkan untukku, ulang tahunku sudah lewat tiga bulan yang lalu, “hemm…. Yasudah lah, “
kami berdiri hendak pulang dan meninggalkan resto, namun ketika aku membalikkan badan aku sangat terkejut ketika melihat beberapa orang di belakangku dengan dandanan modis ala selir-selir kerajaan, yang kemudian salah satu dari mereka mendekat dan menghampiriiku, untuk kemudian meletakkan mahkota yang sangat cantik dikepalaku dan memberikan kotak berwarna merah yang tampak begitu indah dan mewah kepada radit,
                “apa maksudnya ini?” tanyaku kepada radit dengan sangat terkejut dan heran
                “helena…….. gue mau bilang kalo….. Gue suka sama lo, bukan sejak pertemuan kita sebulan yang lalu, tapi dari dulu sejak kita SMA, dan gue gak cukup gentle buat ngungkapin semua ini ke elo dulu, dan selama gue di melbourne yang gue inget dan gue fikirin Cuma elo dan selalu elo, dan kini gue betul-betul bersyukur tuhan udah mempertemukan kita lagi, dan membuat gue lebih mengenal elo kayak sekarang ini, gue sayang na sama lo, elo mau gak…? jadi pacar, sekaligus tunangan gue?” dengan tenang radit mengungkapkan semuanya, jantungku seakan hampir copot, aku benar-benar terkejut, laki-laki se-perfect radit bisa suka sama aku dan memintaku untuk menjadi tunangannya, tanpa berfikir panjang aku pun mengangguk dengan senyuman bahagia, karena aku juga sangat menyukainya sejak dulu, bukan karena dia tampan dan kaya melainkan karena kepribadian dan sifatnya yang begitu baik menurutku, dan kemudian ditutup dengan melingkarkan dua cincin berlian yang telah radit persiapkan di kotak berwarna merah tadi di jari kami.
dan semua orang yang ada di restoran itu pun turut menyaksikannya dan kemudian bersorak sambil bertepuk tangan,, betapa bahagianya aku saat itu.
Setelah semua kejutan yang radit berikan kepadaku kami pun beranjak untuk pulang, tapi sejenak langkah kami terhenti ketika tiba-tiba datang seorang wanita menghampiri kami, wanita yang wajahnya paling aku ingat dan hampir selalu menghantui hidupku selama ini, sebelum radit datang dan menghapus semuanya, benar…. Dia adalah wanita yang telah menghancurkan hubunganku dengan doni, dia menghampiri kami dan langsung merangkul tangan radit dengan paksa tanpa memperdulikan doni yang ada dibelakangnya, yang saat itu mulai terkejut melihat kelakuannya.
                “sayang… ahirnya kamu dateng buat nyusulin aku” dengan wajah manjanya dia memeluk radit, aku sangat terkejut, namun tidak mampu melakukan apapun, akankah dia merebut semuanya dariku untuk kedua kalinya? .fikirku dalam hati.
                “lepasin gue…!!”dengan kerasnya radit mendorong tubuh wanita itu sampai hampir terjatuh “Inget… Kita udah putus!! dan gue udah gak ada rasa apa-apa lagi ke elo, tepatnya gak pernah ada rasa apapun ke elo dari dulu… apalagi ketika gue lihat elo selingkuh,, cuihhh…
dan kenalin,, ini pacar gue, namanya helena dan kami udah tunangan” radit menggenggam tanganku dengan lembut dan menunjukkan cincin tunangan kami kepada wanita itu.
                “apa? Cewe ini dit?” dengan sangat terkejut mendengar kalimat yang baru saja radit katakan juga melihat aku dan radit telah bertunangan, AKU… wanita yang telah ia buat menderita sebelumnya. wanita itu menangis tersedu-sedu dan melihatku dengan tatapan kebenciannya, dan aku merasa sangat bahagia melihat semua ini, semua menjadi sangat adil kini.
                “jadi kamu anggep apa aku selama ini shilla? apa aku Cuma pelarian kamu aja??”bentak doni tidak terima kepada wanita yang ternyata bernama shilla itu
                “iyaa.. kenapa emang? Gak suka? Gak terima? pergi aja sana lo kalo gak suka…!!” dengan begitu kasar dan amarahnya shilla membentak doni dan berlari meninggalkan kami, doni pun menyusulnya dan sempat menatapku sesaat dengan tatapan sangat malu dan aku masih dengan senyuman kebahagiaan ku.
 

aku tersenyum manis kepada radit yang langsung membalas senyumanku, dan aku langsung memeluknya dengan pelukan hangat dan penuh cinta.
dan inilah kisah ahir bahagia ku.

Minggu, 02 September 2012

satu satunya cinta


"pimmmpimmmm.....!!" aku tersentak kaget mendengar bunyi kelakson motor yang terdengar sangat nyaring ditelingaku dan membuatku terbangun dari tidur pulasku, ku buka jendela kamarku yang terletak dilantai dua rumahku, kulihat sosok laki-laki berwajah oriental cukup tampan menatapku dengan pandangan kesal.
                "woyy....!! lo baru bangun? cepetan..!! gue tinggal juga nih" dia berteriak kesal kepadaku yang saat itu masih dalam keadaan setengah mengantuk dan langsung buru-buru lari ke dalam kamar mandi.
dia rudi sahabatku dari kecil, kami selalu bersama bahkan selalu memasuki sekolah yang sama, orang tua kami bersahabat sejak mereka masih berada di SMA.
ku lihat jam dinding kamarku telah menunjukkan pukul 07.30 dengan buru-buru tanpa terlebih dulu menyatntap sarapan dimeja makan, ku turuni tangga rumahku untuk menghampiri rudi dengan harapan rudi masih ada didepan untuk menungguku,
                "maaf di gue kesiangan" kataku sambil menaiki motor vixion rudi
                "gak kaget..."rudi menyalahkan mesin motornya dan mulai tancap gas dengan kecepatan tinggi dan menuju kesekolah.
aku memang selalu bangun kesiangan dan rudi selalu setia menjemput dan menungguku, dan tidak jarang kami dihukum bersama karena kesalahanku telat datang kesekolah, tapi rudi tidak pernah kesal atau membenciku karena itu, dia selalu hanya tertawa dan menganggap hukuman-hukuman itu sebagai bonus untuk tidak mengikuti pelajaran, sesuatu yang sangat tidak dia sukai, tetapi aku bingung, kenapa sejak SD sampai sekarang nilainya selalu lebih tinggi jauh diatas ku? Padahal siang malam aku belajar dengan rajin dengan niat ingin unggul darinya sekali saja,tapi itu sia-sia, mungkin dia memang telah menuruni bakat jenius papanya *pendapatku, papa ku pernah bilang dulu di SMA papa rudi adalah seorang siswa yang sangat pandai yang selalu mendapatkan peringkat pertama dan predikat juara umum setiap tahunnya, dan selalu meraih juara dalam olimpiade sainse antar nasional yang diadakan setiap tahunnya, “jadi wajar kalau rudi anaknya begitu jenius walau tanpa belajar” kata papa.
                                       
                "hay rudi... dateng ya ke ultah gue nanti malem jam 08.00, nih undangannya" rena menyodorkan udangan kecil yang terlihat lucu dan terkesan berkelas itu ke rudi yang saat itu sedang duduk berdua denganku di meja kantin
tidak lama setelah rena berjalan meninggalkan kami, rudi pun membuang undangan itu ketempat sampah yang terletak tidak jauh dari tempat duduk kami
                "loh kenapa dibuang?" tanyaku heran
                "males ah.. gue diundang sementara elo engga, buat apa gue dateng, ya gak?" rudi menjawab dengan santai sambil menyedot sisa es nya
                "ha?? so sweet banget lo sama gue di? hahaha," ledekku "tapi rena kan cantik, semua cowo disekolah suka sama dia dan pasti berharap diundang juga ke ultahnya, dan kalo gue perhatiin sih kayaknya dia suka deh sama elo di"
                "terus..? gue harus bilang WOW ? gituh?" jawab rudi jutek lalu menarik tanganku untuk segera menuju ke kelas
                "yeeeee..... masa sih elo gak naksir juga sama dia" ku ledek rudi dengan mencubit tangan kirinya
                "aduh... sakit steffy " rudi mengusap-usap tangannya yang baru saja aku cubit dengan kencang "ya engga lah dia tuh bukan type gue banget" kata rudi dengan raut muka juteknya
                “ah masa? Malu aja kali elo ngakuinnya, huuuu…..” ku ledek lagi lalu ku tinggalkan rudi dan berlari masuk ke kelas.

Sore yang cerah dihari minggu yang indah, seperti biasa aku dan rudi selalu menghabiskan
minggu sore di taman favorit kami sejak kecil, tidak jauh dari sekolah dan rumah kami., walau hanya sekedar duduk bercanda sambil makan ice cream favorit kami, rudi vanilla dan aku cokelat.
                “ih biasa deh kaya anak bocah aja lo” kemudian di elapnya sisa-sisa ice cream di bawah-bawah bibirku yang berantakan
                “hehe thanks ya”kataku dengan tersenyum kepada rudi “emm.. di?”
                “iya ?” rudi menoleh padaku dengan senyuman khasnya yang akan membuat semua wanita meleleh ketika melihatnya
                “kalo gue perhatiin selama ini, kok elo jomblo terus yah? Elo emang lagi gak mau pacaran atau?”
                “atau apa? Guy?” jangan sembarangan lo” rudi menjewer kupingku dengan pelan
                “hehe ,, terus? Kenapa donk?, elo kemana-mana selalu sama gue, gak bosen? gak mau ngajakin cewe lain gituh? Masa elo gak punya cewe yang ditaksir atau gebetan sih? Elo kan ganteng, masa gak ada cewe yang mau sama lo?”
                “masa sih gue ganteng?” dengan sikap PEDE-nya rudi bergaya ala artis hollywood di depanku
                “kata emak lo sih gitu, tapi kalo kata gue sih engga juga ahahahaha” aku tertawa dengan puas
                “ah sialan lo, gue tuh gak kalah ganteng kali sama robert pattinson”
                “apa? Gak kalah ganteng? Beda jaauuuuuuuuuh kali mas, ahahaha” ku ledek lagi rudi sambil tertawa terbahak-bahak
                “terus aja terus”
tidak terasa waktu berjalan begitu cepat dan jam di tangan ku telah menunjukkan pukul 05.30 sore tapi kami tetap asyik mengobrol seakan tidak memperdulikan waktu yang telah mengisyaratkan untuk sebuah perpisahan, dan masih membicarakan hal yang sama sejak tadi dengan asyik saling melempar ledekan dan celaan.
                “ayoo donk kasih tau gue siapa gebetan elo di, gue kan sahabat lo yakan? Yakan? Yakan?”bujukku dengan merangkul tangan kanan rudi dan ku dekatkan wajah manjaku tepat di depan wajahnya yang ketika itu tampak begitu terkejut saat aku mulai begitu dekat dengannya”eh maaf.. kedeketan yah muka gue..” aku langsung memalingkan wajahku dengan raut muka yang sangat malu dan bersalah, dan rudi hanya tertawa.
                “elo beneran pengen tau ya stef?
                “iya lah… ayo kasih tau.. “ku tatap mata rudi yang saat itu sedang meatapku dalam.
                “gimana cara gue kasih tau elonya?”
                “emm….. ketemuin gue aja sama dia, atau…. Telphon aja , iya telphon dia sekarang di, cepettt…!!” desakku tidak sabar
                “yaudah  gue telphon dia deh, tunggu ya” rudi mengeluarkan handphon dari saku celananya dan mulai memencet-mencet mencari nomor handphon perempuan yang dia maksud itu lalu segera menelphonnya
                * tiba-tiba terdengar bunyi rington handphonku berdering*
                “eh tunggu tunggu di, gue terima telphon dulu ya bentar…” ku ambil handphon yang terletak di dalam tasku, setelah beberapa detik mencari-cari karena terlalu banyak benda-benda yang aku bawa dlm tasku yang membuat handphonku terselip.
                “hallloooh?” ku jawab telphon tanpa melihat nama yang terletak dalam layar handphonku
                “hay…” terdengar suara laki-laki dengan nada lembut yang bersamaan dengan suara rudi tepat di telingaku
                “loh? Di?” ku tatap rudi dengan tatapan bingung, ku alihkan pandanganku kembali ke layar handphon, dengan perasaan kaget ku lihat nama yang tertulis jelas dalam layar handphon ku *incoming call RUDI MY BF* “jadi maksudnya cewe itu? Gue?”
                “iya? Kenapa? Kaget?”
                “jadi selama ini?”
                “iya .. selama ini cewe yang gue suka ya Cuma elo, yang gue cinta , gue sayang setengah mati sejak kita SD ya Cuma elo stef, itu sebabnya kenapa gue terus-terusan jomblo, dengan setia rela panas-panasan dijemur dilapangan karena telat dateng kesekolah ya Cuma karena gue sayang sama elo bukan karena gue gak suka belajar dikelas, itu Cuma alibi gue sebenernya.
                “tapi kenapa elo gak pernah ngungkapinnya ke gue selama ini?”
                “gue Cuma takut persahabatan kita hancur, dan gue akan kehilangan elo buat selamanya, gue nggak mau semua itu terjadi, makanya gue lebih memilih Cuma memendam semua perasaan gue ini ke elo.
                “terus sekarang? Kenapa elo berani?”
                “karena elo ngedesek gue terus dari tadi, dan kayaknya gue gak bisa terlalu lama lagi buat memendam semua perasaan gue ini ke elo stef, gue sayang banget sama lo, elo adalah satu-satunya cinta gue, cinta pertama, dan gue harap elo juga bakal jadi cinta terahir gue.
                “emm… gituh, terus ? apa yang lo harepin sekarang?”
                “terserah lo… tapi gue harep elo bisa jawab semuanya sekarang”
                “gue harus jawab apa?” ku tatap lagi mata rudi yang saat itu sedang mematapku sayu
                “jawab aja yang jujur, anything.. gue siap” rudi tersenyum dan membuatnya tampak begitu tampan. Tanpa sepatah katapun, tanpa permisi dan tanpa perasaan malu atau bersalah, ku cium bibir rudi dengan lembut dan hangat, rudi terkaget tapi aku tetap tenang dan terus melanjutkannya di temani suasana taman yang sepi karena waktu telah menunjukkan pukul 06.00 sore dan orang-orang yang lalu lalang tadi telah beranjak pulang, dan hanya tinggal penjual makanan, mainan dan ice cream yang ada disana yang terletak jauh dari tempat dimana aku dan rudi terduduk dan menikmati kebersamaan kami saat ini, rudi tidak membalas ciumanku, dan masih dengan tatapan kagetnya,
setelah beberapa menit berlalu aku pun melepaskan ciumanku dan mulai mengelap bekas lipstik yang belepetan di sekitar bibrku, rudi pun sama.
heningnya sore yang mulai berganti gelap ditambah kami berdua dengan tatapan kosong ke depan tanpa berbicara, dan rudi memulai untuk mulai memancing pembicaraan dengan ku
                “emm… udah malem, pulang aja yuk sayang…” *deg….* Detak jantungku seakan berhenti untuk beberapa detik ketika kata itu keluar dari mulut rudi, sahabat karib sekaligus laki-laki yang memang telah aku suka sejak dulu, aku tidak tahu kapan aku mulai menyukainya, sama seperti dia, dialah satu-satunya cinta untukku sejak saat itu, dan harapanku pun sama semoga dialah cinta terahirku.

Sabtu, 01 September 2012

belajar tentang cinta



belajar,,,, setiap hari kita melakukan sasuatu yang kita sebut belajar, dari mulai kita dilahirkan didunia ini sampai ahirnya kembali kerahamat tuhan nanti, kita akan selalu melakukan suatu pembelajaran, entah pembelajaran hidup dan sebagainya,, dari mulai kita terlahir kita telah melakukan suatu pembelajaran,
bayi tidak akan pernah bisa berbicara ahirnya tanpa terlebih dahulu belajar  bagaimana caranya berbicara dengan menirukan orang dewasa.
disekolah kita belajar, dididik untuk menjadi anak-anak hebat penerus bangsa kelak, di rumah kita belajr bagaimana menjadi anak yang baik dan berbakti kepada kedua orang tua,
di lingkungan masyarakat kita belajar menjadi warga negara yang baik dan benar dalam berperilaku serta mematuhi semua norma-norma yang ada,
dan ketika remaja kita akan belajar tentang apa itu cinta, cinta? iya cinta, cinta dan segala kendahan serta kepahitannya.
ketika cinta hadir dalam hidup seseorang, maka semuanya akan terasa berbeda, hari-hari seakan menjadi lebih berwarna, lebih berarti, dan terarah.
kita selalu ingin menjadi dan terlihat sempurna didepan dia yang kita cintai, entah apa saja yang  buruk padanya akan tetap terlihat sempurna bagi kita yang mencintainya,
dan keindahan serta kebahagiaan dalam cinta yang paling sempurna adalah ketika dia yang kita cintai mempunyai perasaan yang sama seperti apa yang kita rasakan,oh... betapa bahagianya...
namun mimpi yang indah itu akan tiba-tiba berubah menjadi suatu sayatan benda tumpul nan berkarat yang panjang menggores-gores hati sampai tak tersisa ketika semua keindahan cinta itu musnah dan berujung dengan perpisahan.
perpisahan dalam percintaan itu akan terasa wajar bila kedua belah pihak sama-sama tidak saling mencintai lagi, namun siapa sangka jika kesucian cinta harus ternoda dengan sebuah penghiatanatan; sakit, hancur, dan tidak sedikit mereka yang ingin mengahiri hidupnya.
maka dari itu sebelum kita mencoba mengenal apa itu cinta coba kenali diri kita terlabih dahulu, kenali betul-betul orang yang kita cintai, benarkah semua keputusan yang akan kamu ambil dengan harus menjalani hari-hari dan kehidupan baru mu dengan dia sebagai seseorang yang begitu spesial dalam hidupmu.
dan yang terpenting adalah sebelum kamu mencintai seseorang cintailah dirimu sendiri terlebih dahulu, agar ketika cinta ahirnya menyakitimu, kamu tidak akan ikut juga  menyakiti dirimu sendiri.
=> sekian...

Jumat, 31 Agustus 2012

BF or BF (boy friend or best friend)?


dari sudut taman ku lihat banyak orang lalu lalang untuk berolah raga pagi ini, kulihat jam yang melingkar di tanganku telah menunjukkan pukul 09.00 , tak terasa sudah dua jam aku menunggu duduk di bangku di sudut taman yang tidak begitu jauh dari rumahku.
dari kejauhan ku lihat seseorang dengan lari yang terengah-engah tersenyum kepadaku dan mencoba menghampiriku. sejenak menghela untuk mengambil nafas, terlihat raut wajah begitu kelelahan karena berlari, dengan keringat yang bercucuran.
                "ray... maaf yah gue telat kesininya, tadi sempat ada gangguan sedikit waktu gue mau datang kesini. elo udah nunggu berapa lama?"
                "gapapa kok sar"... aku sodorkan air mineral untuk sarah "sekitar dua jam , yuk lari lagi" ku tinggalkan sarah yang sedang menenggak air mineral aku berikan dan mulai mengejar langkah ku"
seperti biasa di minggu pagi aku dan sarah selalu memulai pagi dengan berlari berolah raga untuk sekedar menyegarkan badan dan membuang setres,
sarah adalah sahabat ku sejak SMA.
tiba-tiba sarah menghentikan langkahnya dan menepuk pudak ku dan mengajakku berhenti sejenak     "raya.. elo inget gak sama cowo yang dulu pernah gue ceritain ke elo?"
                "cowo? siapa?""
                "itu loh,, cowo yang gue suka sejak SMP, cinta pertama gue, yang namanya marcho, masa elo lupa sih?"
                "ohhh... itu"
                "inget?"
                "enggak... hahahaha “
                "ah elo.. " kesal
                "kenapa sih emangnya sama tuh cowo sar?"
                "jadi gue kemaren gak sengaja ketemu dia lagi ray, ya ampun... sekarang dia makin ganteng aja deh, gue kayaknya makin cinta sama dia ray, betapa beruntungnya gue kalo bisa bersanding dengan dia di pelaminan nanti” dengan muka penuh harapan
                “ya ampun,,, segitunya kah?”
                “iya.. gue sayang banget sama dia raya, kan dia first love gue, bahkan sampe sekarang pun gue masih gak bisa buat ngelupain dia. Kemaren tuh rasanya pengen aja gue sapa dia , tapi gue gengsi. masa cewe yang nyapa duluan"
                "terus dia nyapa elo?"
                "engga sih?"
                "hahaha lagian ngapain sih elo gengsi segala, ahirnya nyesel kan sekarang? makanya kalo cinta bertindak cepat donk, awas loh nanti gue yang embat duluan" dengan tawa dan ledekanku ku tinggalkan sarah untuk melanjutkan lari ku lagi
                "hah?? awas aja loh, berani ngembat dia dari gue" aku menengok kebelakang kulihat sarah berlari mengejar ku sambil hendak melemparkan botol kosong bekas air mineral yang telah habis ditenggaknya kepadaku
aku pun asik melanjutkan lariku dengan tertawa terbahak-bahak seakan merasa puas melihat sahabatku begitu kesal karena ledekan dariku
                “raya tunggu” ku tengok lagi sarah yan hampir menyusulku dengan raut wajah kelelahan memintaku untuk berhenti
                “baru aja lari segitu udah cape lo sar, payah” ucap ku
                “elo gak tau sih, Gue tuh udah lari dari rumah gue kesini tadi demi biar elo gak marah gara-gara nungguin gue, huhh” di pukulnya dengan pelan botol kosong bekas air mineral di atas kepalaku
                “hahaha iya-iya deh” dengan ku balas pukulan sarah menggunakan handuk yang aku pegangi sejak tadi
                “eh ray.. kayak nya kita udah lama banget yah ngejomblo?” ucap sarah sambil membuang botol bekas air mineralnya
                “terus kenapa? Gue fine-fine aja tuh jadi jomblo, bahagia malah, soalnya gak ada yang kepoin hidup gue lagi haha” jawabku dengan mencoba menutupi isi hatiku yang sebenarnya sangat merindukan hadirnya cinta dalam hidupku
                “ah masa? Jangan muna deh lo, gue aja bosen ngejomblo terus-terusan” dicubitnya pipi kiriku dengan pelan “emm… gimana kalo kita taruhan , siapa diantara kita yang lebih dulu dapet cowo dia yg menang”
                “hah? terus hadiahnya apa?”
                “terserah… yang menang berhak meminta apapun dari yang kalah, gimana? Berani gak elo ray?”tantang sarah dengan nada sombongnya
                “berani dong… siapa takut” jawabku dengan tidak kalah sombong
                “oke kalo gitu kita deal ya?” dengan semangat sarah melanjutkan lari nya dengan perasaan begitu yakin dialah yang akan memenangkan taruhan itu.
                                                                                                ***
 tidak ada yang spesial dengan kehidupanku, setiap hari berangkat dan pulang kuliah rumahku selalu sepi bahkan hari minggu pun tetap sama karena kedua orang tua ku yang selalu sibuk dengan pekerjaan mereka,
                "sarah..." panggil ku di telephon
                "iya ray? kenapa?"
                "elo diamana? jalan yuk.. bete nih"
                "jalan? sekarang?" jawab sarah ragu
                "iya sekarang.. kenapa? elo gak bisa yah?"
                "emm... gimana yah? oke deh tapi elo jemput gue yah. mobil gue lagi dipinjem sama nyokab ray"
                "gampang.. yaudah gue siap-siap dulu ya sar, daaahh…."
                "daaahh..." mematikan telephon
aku dan sarah pergi ke cafe yang biasa kita datangi, disini kita selalu menghabiskan wakut bersama, untuk mencari hiburan dan sekedar untuk melepas lelah setelah shopping seharian.
sesaat setelah aku menduduki slah satu kursi di cafe itu tiba-tiba aku teringat bahwa handphon ku masih tertinggal di mobil
                "sar bentar yah.. gue balik ke mobil dulu handphon gue ketinggalan nih" sambil ku rogoh kunci mobil yang ada di dalam tas
                "yaudah, jangan lama-lama ya"
                "iya" lalu ku tinggalkan sarah untuk segera menuju parkiran tempat mobilku berada
sesaat setelah aku telah menggenggam handphonku dan berniat untuk kembali ke dalam cafe tak sengaja ku lihat seorang pria berwajah tampan berpenampilan keren dengan kemeja, dasi dan jasnya yang begitu rapi baru saja menuruni mobilnya, sekilas melihat semua orang pun akan segera mengetahui kalau dia adalah pengusaha muda tampan dan mapan.
aku tertegun melihatnya seakan terpukau oleh pesona dan ketampanannya,
                "ya tuhan... tampan sekali " aku tersadar dan teringat akan tantangan yang sarah berikan tadi pagi lalu ku coba memutar fikiran agar dapat berkenalan dengannya “ini sih sambil menyelam minum air namanya.. thanks god” kataku
lalu aku berencana berpura-pura kehilangan dompet dan meminta dia untuk menolongku mencarikannya,  jaman sekarang cowo gentle itu tidak akan segan-segan untuk mengulurkan tangannya. pendapatku.
aku bercermin di kaca spion mobilku sebentar untuk memastikan wajahku masih dalam keadaan cantik, dan mulai menjalankan rencanaku.
                "aduhh.... dimana yaah?” sengaja ku keraskan suara ku dan berjalan dekat kearahnya "kok bisa ilang sih" aku berpura-pura mencari-cari tahu di bawah kolong-kolong mobil
                "maaf, ada yang bisa saya bantu?" pria itu menghampiriku dengan senyuman hangat, betapa senang rasanya saat rencanaku berjalan sesuai keinginanku
                "emm.... aku lagi nyari dompet aku yang jatuh kayaknya sih jatuh disekitar sini, emm… kamu lihat gak?" jawabku dengan memasang muka memelas.
                "umm.. aku baru aja dateng dan baru mau masuk ke cafe jadi gak lihat tuh, tapi aku bantu cari ya" pria itu pun berjalan menyusuri area parkir dan terus mencoba mencari dompet yang sebenarnya tidak benar-benar hilang itu.
dia kembali kearahku dengan wajah penuh sesal,
                "gak ketemu ya mas?" tanya ku dengan muka berharap
                "enggak , maaf yah"
                "heemm... gak papa deh , makasih yah mas udah mau bantuin aku" kuberi dia senyuman ku yang paling manis
                " iya sama-sama , tapi jangan panggil mas donk, emang nya mas-mas tukang bakso" kita pun tertawa bersama
                "terus aku harus panggil apa dong?"
                "panggil aja marcho, nama kamu?" marcho menyodorkan tangannya
                "aku raya," ku sambut tangannya dengan jabatan hangat tanganku "emm,,, sekali lagi trimakasih ya marcho udah bantuin aku tadi, gimana kalo aku traktir kamu makan?"
                "eh gak usah, aku iklas ko bantuin raya, lagian juga kan dompetnya ilang? Mau traktir pake apa?"
                "aduhhh… “ aku terkaget “ iya juga sih, ahh dasar bodoh” *dalam hati
“emm… maksudnya besok, hehe iya besok ,gak papa kan? ,mau donk, mau yah please..." aku memohon dengan muka manja
                "emm ,, oke deh … tapi kayaknya aku harus pergi sekarang nih ray” melihat jam ditangannya  “soalnya lagi ada janji sama client  sebentar lagi"
“yaudah kalo gituh, besok kita ketemu jam berapa? Dimana kamu mau nya?
“disini aja yah. jam 03.00 sore, gimna? ini kartu nama aku nanti kamu miscall nomer hp kamu yah soalnya aku lagi buru-buru sekarang, takut client aku udah nunggu lama" dilihatnya lagi jam ditangannya
                "okehh " ku lihatnya pergi bergegas memasuki mobilnya untuk segera menemui clientnya,
fikirku "mnegapa dia datang kesini tetapi menemui clientnya di tempat lain?
Emm..  Mungkin saja dia hanya berniat untuk makan siang diisini tapi aku telah merusak jam makan siangnya dengan membuat dia membantuku mencari dompet yang sebenarnya tidak benar-benar hilang itu,
ah... tapi siapa peduli, yang penting aku bisa berkenalan dan berhasil membuat pertemuan kedua dengannya, sedikit langkah lagi aku telah memenangkan taruhan ku dengan sarah, haha senangnya…”
tak lama baru ku ingat sarah yang masih berada di dalam cafe,
bergegas aku berlari memasuki cafe memastikan sarah tidak pulang meninggalkanku dan marah karena ku tinggalkan begitu lama duduk di dalam cafe sendirian.
"sar ... maaf yah gue lama, elo gak marah kan sar?"tanyaku khawatir
"kemana aja sih lo ray?, enggak kok ngapain juga gue marah sama lo, cuman gue bete aja, lo
tinggal sendiri, udah kayak kambing conge gue duduk disini sendirian" sambil terus menyedot sisa jus alpukatnya yang hampir habis
"iya maaf ,, tadi ada masalah sedikit tapi sekarang semua udah beres kok" aku sengaja tidak
menceritakan soal pertemuanku dengan marcho, karena aku tidak ingin sarah mencoba menyusul langkahku untuk memenangkan taruhannya.
                                 ***



Saat memasuki café Kulihat pria berparas tampan sedang duduk sendiri di meja paling ujung, sekilas aku pun dapat mengenalinya, dan ku hampiri untuk duduk satu meja dengannya.
                “hey… udah lama?” tanyaku dengan ramah
                “ehh raya, engga kok, baru aja “
                “emm…. Bagus deh kalo gituh , kamu mau pesen apa?”
                “kita langsung makan? Ga ngobrol-ngobrol dulu aja?”
                “ngobrolin apaan?” tiba-tiba jantungku berdegup kencang, saat ku tatap matanya ku rasa ada sesuatu yang berbeda. Entah apa.
                “apa aja, kan kemarin kita ga sempet ngobrol banyak”marcho tersenyum manis.
                ya tuhan,, senyumannya semakin membuat jantungku berdebar-debar,
kami pun mengobrol dengan asiknya, dan marcho menceritakan semua tentang keluarganya, teman-temannya dan semua kisah cintanya sebelumnya, seakan telah lama mengenal diriku, tanpa ragu, tanpa takut dia telah membagi semua keluh kesahnya selama ini kepadaku yang baru dia kenal.
Dan sejak pertemuan kedua kami itu kami berdua menjadi semakin dekat, semakin sering bertemu, dan membuatku lupa soal taruhan ku dengan sarah dan mulai menikmati kedekatan ku dengan marcho.
sampai suatu ketika marcho mengungkapkan semua perasaannya kepadaku, dan akupun tidak mampu untuk menolak cintanya karena aku sangat mengaagumi dia sekarang dan benar-benar ingin menjadi seseorang yang pantas disisihnya.

                “sekarang elo harus lakuin apa yang gue mau sar” teriakku dari belakang sambil berlari
menghampiri sarah yang baru saja memasuki lorong kampus,
                “ha?? Maksud lo?” sara menengok dengan muka kebingungan
                “gue baru jadian donk. Hihihi” ku pasang muka berseri-seri dengan setengah meledek
                “aaa… sama siapa? Curang lo ga bilang-bilang kalo lagi pedekatean, gue kira elo udah lupa sama taruahan kita” jawab sarah dengan muka kesal dan kecewa
                “ahahaha iya-iya sorry, kan gue bergerak cepat dan sembunyi-sembunyi biar gak ketahuan sama tentara sekutu” candaku
                “ahh nyebelin lo, elo kira pejuang proklamasi apa?” sarah cemberut
                “iya-iya cup cup cup.. jangan cemberut  gitu donk sayang,, kan aku udah menang, seharusnya kamu sebagai sahabatku juga turut bahagia, ya gak?” kucubit pipi sarah sambil setengah tertawa.
                “yaudah, kenalin dulu gue sama cowo lo baru gue percaya”
                “oke., siapa takut, nanti dia jemput gue kok.”
                “yaudah, awas lo kalo bohong” kami pun memasuki kelas dan memulai pelajaran yang sangat membosankan
Ahirnya semua mata kuliah hari ini pun usai, ku lihat jam di handphon ku masih menunjukkan pukul 03.00 sore,tetapi sosok marcho masih belum terlihat.
                “woy… mana cowo lo?” sarah memukul pundakku dan membuatku terkaget
                “aduhh…. Kaget gue sar, biasa aja donk, jangan sirik gituh” ku ledek sarah sambil tertawa
                “huu…. Siapa juga yang sirik, mana? Jadi jemput gak sih dia?
                “iya sabar.. gue yang mau dijemput kok elo yang gelisah”
                “hehe kan gue Cuma mau memastikan, elo beneran apa engga”
                “ya bener lah.. sejak kapan gue suka ngarang-ngarang cerita sarah?” dengan muka setengah kesal

                “RAYA…” terdengar seseoarng berteriak memanggil namaku
                “nah itu dia pacar gue, ganteng banget kan?” ku tunjuk seoarng pria tampan berdiri tepat didepan mobil sport merah.
raut wajah sarah yang tadinya kesal dan penasaran berubah menjadi sangat bersedih, hancur dan putus asa
                “ i,,itu pacar lo?”
                “iya, marcho namanya, kenapa sar? Kok kaget? Ganteng banget ya? Jangan bilang elo naksir juga” ledekku tanpa menyadari perasaan sedih di muka sahabatku itu
                “eng… engga , gak papa , selamet ya… gue duluan kalo gituh , daaah..” dengan bergegas sarah langsung pergi dan menghapus air matanya tanpa terlihat sedikitpun olehku dan aku berjalan menghampiri marcho
                “itu tadi siapa sayang? Temen kamu?”
                “iya, dia sahabat baik aku yang,. Kenapa?
                “kayaknya aku pernah ketemu” marcho membukakan pintu mobilnya untukku
                “ketemu? Dimana ?”
                “ohh iya … dia itu adek kelas aku waktu SMP sayang, dulu salah satu temen dia dikelas pernah ada yang bilang sama aku kalau dia suka sama aku yang,, tapi aku sih gak percaya,” marcho mulai menjalankan mobilnya.
aku termenung sebentar, *dlm hati “SMP? Apa dia marcho yang selama ini sarah maksud? First love dia? Ya tuhan… gue udah ngehancurin hati sahabat baik gue,” aku menangis sejadinya
                “sayang.. kamu kenapa?” marcho dengan kaget langsung menghentikan mobilnya “apa kamu sakit? Yang.. jawab donk” tanya marcho dengan begitu khawatir
aku tetap terdiam dan menangis tanpa mengucapkan sepatah kata pun, kemudian marcho memelukku, dan meletakkan kepalaku dipundaknya, dielusnya rambutku dengan halus dan penuh cinta,
                “sayang…. Kamu kalo ada apa-apa cerita sama aku, aku ini pacar kamu, tenang aja kamu gak usah takut” kata-kata marcho membuat ku sedikit tenang dan mampu berhenti menangis
                “emm… aku mau nanya sama kamu, tapi kamu jangan marah ya? Kamu jawab yang jujur”
                “iya, kamu mau tanya apa yang?”
                “kalo aku suruh kamu pacaran sama cewe lain? kamu mau?” tanyaku dengan hati yang sangat tidak rela, ingin rasanya ku tampar mukaku saat berkata seperti itu.
                “maksud kamu? Kamu mau kita putus? Gak sayang lagi sama aku?” tanya marcho dengan sangat kecewa
                “engga sayang bukan gituh, kamu tahu? Sarah, sahabat aku yang kamu lihat tadi, dia sayang dan cinta banget sama kamu, kamu itu first love dia. sampe sekarang pun dia masih sangat sayang sama kamu marcho, dan aku baru menyadari semuanya itu sekarang!!” jawabku dengan kembali meneteskan air mata.
                “terus ? mentang-mentang dia sahabat kamu terus kamu suruh aku ngorbanin perasaan aku dan kamu demi dia,? Gituh?” tanya marcho dengan nada marah
                “terus aku harus gimana sekarang cho? aku sayang banget sama kalian berdua, dan sedikit pun aku gak mau nyakitin hati siapapun terutama kalian” marcho kembali memelukku dengan lebih erat
                “aku gak akan jadi pacar siapapun setelah kamu, aku janji. Jadi terserah kamu mau kita tetep sama-sama atau ngelihat aku bakalan sendiri selamanya, mungkin aku memang bukan ditakdirkan untuk sahabat kamu”.
                                        ***

Pagi ini aku sengaja berangkat sendiri kekampus tanpa marcho, ku coba menemui sarah setelah lima hari aku bolos kuliah hanya untuk memikirkan jalan keluar dari semua ini.
                “sarah..” ku panggil sarah yang tengah menyedot jus alpukatnya di meja kantin
                “eh,, kemana aja lo ray? Gue kira sakit, telephon gue juga gak pernah lo angkat?, jadi gimana taruhan kita? Hemm… gue siap deh disuruh apa aja sama elo ray” sarah bersikap seolah tidak terjadi apa-apa, tapi aku tahu apa yang sebenarnya dia sembunyikan dibalik senyumannya itu.
                “sar… maafin gue ya?”
                “eh? Maafin kenapa ray?” sarah bertanya bingung
                “marcho,,, gue baru tau sar kalo ternyata dia itu cowo yg elo maksud selama ini”
                “oh itu” sarah meneteskan air matanya yang telah ia tahan sejak tadi “gak papa kok ray, mungkin marcho emang bukan buat gue, elo tolong jangan pernah sakitin dia ya, demi gue” sarah menangis sejadi-jadinya
                “sarah .. maafin gue,” aku pun menangis dan ku peluk tubuh sarah ” elo boleh kok nyuruh gue buat ninggalin dia, atau comblangin dia buat elo,terserah.. elo itu sahabat gue, apapun milik gue elo juga bisa milikin kok”
                “enggak ray,, gak semua milik lo, dan gue udah belajar buat iklasin dia sekarang, gue percaya tuhan itu maha adil dan dia pasti akan mempertemukan gue dengan orang yang lebih baik dari marcho dan yang pantas buat gue, elo gak perlu ngorbanin apapun raya, gue bahagia kok kalo elo juga bahagia, dan gue gak bakalan bisa bahagia kalo gue harus tertawa saat sahabat terbaik gue menderita, okeh…” dihapusnya sairmata dipipiku. Kemudan kupeluk sarah dengan erat seakan tidak mau melepaskannya.
                “makasih sarah.. gue sayang banget sama lo, dan gue sangat bersyukur tuhan udah ngasih sahabat sesempurna elo buat gue”
                “iya raya, gue juga”
Persahabatanku dan sarah masih tetap utuh dan hubungan ku dengan marcho pun semakin erat,
                “terima kasih tuhan, di kala aku tidak punya orang tua yang selalu ada untukku dan seakan tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari mereka lagi, engkau menurunkan dua malaikat sempurna yang memberikan seluruh warna terindah dalam kehidupanku yang menjadi terasa begitu indah kini.”
Get Gifs at CodemySpace.com