Minggu, 02 September 2012

satu satunya cinta


"pimmmpimmmm.....!!" aku tersentak kaget mendengar bunyi kelakson motor yang terdengar sangat nyaring ditelingaku dan membuatku terbangun dari tidur pulasku, ku buka jendela kamarku yang terletak dilantai dua rumahku, kulihat sosok laki-laki berwajah oriental cukup tampan menatapku dengan pandangan kesal.
                "woyy....!! lo baru bangun? cepetan..!! gue tinggal juga nih" dia berteriak kesal kepadaku yang saat itu masih dalam keadaan setengah mengantuk dan langsung buru-buru lari ke dalam kamar mandi.
dia rudi sahabatku dari kecil, kami selalu bersama bahkan selalu memasuki sekolah yang sama, orang tua kami bersahabat sejak mereka masih berada di SMA.
ku lihat jam dinding kamarku telah menunjukkan pukul 07.30 dengan buru-buru tanpa terlebih dulu menyatntap sarapan dimeja makan, ku turuni tangga rumahku untuk menghampiri rudi dengan harapan rudi masih ada didepan untuk menungguku,
                "maaf di gue kesiangan" kataku sambil menaiki motor vixion rudi
                "gak kaget..."rudi menyalahkan mesin motornya dan mulai tancap gas dengan kecepatan tinggi dan menuju kesekolah.
aku memang selalu bangun kesiangan dan rudi selalu setia menjemput dan menungguku, dan tidak jarang kami dihukum bersama karena kesalahanku telat datang kesekolah, tapi rudi tidak pernah kesal atau membenciku karena itu, dia selalu hanya tertawa dan menganggap hukuman-hukuman itu sebagai bonus untuk tidak mengikuti pelajaran, sesuatu yang sangat tidak dia sukai, tetapi aku bingung, kenapa sejak SD sampai sekarang nilainya selalu lebih tinggi jauh diatas ku? Padahal siang malam aku belajar dengan rajin dengan niat ingin unggul darinya sekali saja,tapi itu sia-sia, mungkin dia memang telah menuruni bakat jenius papanya *pendapatku, papa ku pernah bilang dulu di SMA papa rudi adalah seorang siswa yang sangat pandai yang selalu mendapatkan peringkat pertama dan predikat juara umum setiap tahunnya, dan selalu meraih juara dalam olimpiade sainse antar nasional yang diadakan setiap tahunnya, “jadi wajar kalau rudi anaknya begitu jenius walau tanpa belajar” kata papa.
                                       
                "hay rudi... dateng ya ke ultah gue nanti malem jam 08.00, nih undangannya" rena menyodorkan udangan kecil yang terlihat lucu dan terkesan berkelas itu ke rudi yang saat itu sedang duduk berdua denganku di meja kantin
tidak lama setelah rena berjalan meninggalkan kami, rudi pun membuang undangan itu ketempat sampah yang terletak tidak jauh dari tempat duduk kami
                "loh kenapa dibuang?" tanyaku heran
                "males ah.. gue diundang sementara elo engga, buat apa gue dateng, ya gak?" rudi menjawab dengan santai sambil menyedot sisa es nya
                "ha?? so sweet banget lo sama gue di? hahaha," ledekku "tapi rena kan cantik, semua cowo disekolah suka sama dia dan pasti berharap diundang juga ke ultahnya, dan kalo gue perhatiin sih kayaknya dia suka deh sama elo di"
                "terus..? gue harus bilang WOW ? gituh?" jawab rudi jutek lalu menarik tanganku untuk segera menuju ke kelas
                "yeeeee..... masa sih elo gak naksir juga sama dia" ku ledek rudi dengan mencubit tangan kirinya
                "aduh... sakit steffy " rudi mengusap-usap tangannya yang baru saja aku cubit dengan kencang "ya engga lah dia tuh bukan type gue banget" kata rudi dengan raut muka juteknya
                “ah masa? Malu aja kali elo ngakuinnya, huuuu…..” ku ledek lagi lalu ku tinggalkan rudi dan berlari masuk ke kelas.

Sore yang cerah dihari minggu yang indah, seperti biasa aku dan rudi selalu menghabiskan
minggu sore di taman favorit kami sejak kecil, tidak jauh dari sekolah dan rumah kami., walau hanya sekedar duduk bercanda sambil makan ice cream favorit kami, rudi vanilla dan aku cokelat.
                “ih biasa deh kaya anak bocah aja lo” kemudian di elapnya sisa-sisa ice cream di bawah-bawah bibirku yang berantakan
                “hehe thanks ya”kataku dengan tersenyum kepada rudi “emm.. di?”
                “iya ?” rudi menoleh padaku dengan senyuman khasnya yang akan membuat semua wanita meleleh ketika melihatnya
                “kalo gue perhatiin selama ini, kok elo jomblo terus yah? Elo emang lagi gak mau pacaran atau?”
                “atau apa? Guy?” jangan sembarangan lo” rudi menjewer kupingku dengan pelan
                “hehe ,, terus? Kenapa donk?, elo kemana-mana selalu sama gue, gak bosen? gak mau ngajakin cewe lain gituh? Masa elo gak punya cewe yang ditaksir atau gebetan sih? Elo kan ganteng, masa gak ada cewe yang mau sama lo?”
                “masa sih gue ganteng?” dengan sikap PEDE-nya rudi bergaya ala artis hollywood di depanku
                “kata emak lo sih gitu, tapi kalo kata gue sih engga juga ahahahaha” aku tertawa dengan puas
                “ah sialan lo, gue tuh gak kalah ganteng kali sama robert pattinson”
                “apa? Gak kalah ganteng? Beda jaauuuuuuuuuh kali mas, ahahaha” ku ledek lagi rudi sambil tertawa terbahak-bahak
                “terus aja terus”
tidak terasa waktu berjalan begitu cepat dan jam di tangan ku telah menunjukkan pukul 05.30 sore tapi kami tetap asyik mengobrol seakan tidak memperdulikan waktu yang telah mengisyaratkan untuk sebuah perpisahan, dan masih membicarakan hal yang sama sejak tadi dengan asyik saling melempar ledekan dan celaan.
                “ayoo donk kasih tau gue siapa gebetan elo di, gue kan sahabat lo yakan? Yakan? Yakan?”bujukku dengan merangkul tangan kanan rudi dan ku dekatkan wajah manjaku tepat di depan wajahnya yang ketika itu tampak begitu terkejut saat aku mulai begitu dekat dengannya”eh maaf.. kedeketan yah muka gue..” aku langsung memalingkan wajahku dengan raut muka yang sangat malu dan bersalah, dan rudi hanya tertawa.
                “elo beneran pengen tau ya stef?
                “iya lah… ayo kasih tau.. “ku tatap mata rudi yang saat itu sedang meatapku dalam.
                “gimana cara gue kasih tau elonya?”
                “emm….. ketemuin gue aja sama dia, atau…. Telphon aja , iya telphon dia sekarang di, cepettt…!!” desakku tidak sabar
                “yaudah  gue telphon dia deh, tunggu ya” rudi mengeluarkan handphon dari saku celananya dan mulai memencet-mencet mencari nomor handphon perempuan yang dia maksud itu lalu segera menelphonnya
                * tiba-tiba terdengar bunyi rington handphonku berdering*
                “eh tunggu tunggu di, gue terima telphon dulu ya bentar…” ku ambil handphon yang terletak di dalam tasku, setelah beberapa detik mencari-cari karena terlalu banyak benda-benda yang aku bawa dlm tasku yang membuat handphonku terselip.
                “hallloooh?” ku jawab telphon tanpa melihat nama yang terletak dalam layar handphonku
                “hay…” terdengar suara laki-laki dengan nada lembut yang bersamaan dengan suara rudi tepat di telingaku
                “loh? Di?” ku tatap rudi dengan tatapan bingung, ku alihkan pandanganku kembali ke layar handphon, dengan perasaan kaget ku lihat nama yang tertulis jelas dalam layar handphon ku *incoming call RUDI MY BF* “jadi maksudnya cewe itu? Gue?”
                “iya? Kenapa? Kaget?”
                “jadi selama ini?”
                “iya .. selama ini cewe yang gue suka ya Cuma elo, yang gue cinta , gue sayang setengah mati sejak kita SD ya Cuma elo stef, itu sebabnya kenapa gue terus-terusan jomblo, dengan setia rela panas-panasan dijemur dilapangan karena telat dateng kesekolah ya Cuma karena gue sayang sama elo bukan karena gue gak suka belajar dikelas, itu Cuma alibi gue sebenernya.
                “tapi kenapa elo gak pernah ngungkapinnya ke gue selama ini?”
                “gue Cuma takut persahabatan kita hancur, dan gue akan kehilangan elo buat selamanya, gue nggak mau semua itu terjadi, makanya gue lebih memilih Cuma memendam semua perasaan gue ini ke elo.
                “terus sekarang? Kenapa elo berani?”
                “karena elo ngedesek gue terus dari tadi, dan kayaknya gue gak bisa terlalu lama lagi buat memendam semua perasaan gue ini ke elo stef, gue sayang banget sama lo, elo adalah satu-satunya cinta gue, cinta pertama, dan gue harap elo juga bakal jadi cinta terahir gue.
                “emm… gituh, terus ? apa yang lo harepin sekarang?”
                “terserah lo… tapi gue harep elo bisa jawab semuanya sekarang”
                “gue harus jawab apa?” ku tatap lagi mata rudi yang saat itu sedang mematapku sayu
                “jawab aja yang jujur, anything.. gue siap” rudi tersenyum dan membuatnya tampak begitu tampan. Tanpa sepatah katapun, tanpa permisi dan tanpa perasaan malu atau bersalah, ku cium bibir rudi dengan lembut dan hangat, rudi terkaget tapi aku tetap tenang dan terus melanjutkannya di temani suasana taman yang sepi karena waktu telah menunjukkan pukul 06.00 sore dan orang-orang yang lalu lalang tadi telah beranjak pulang, dan hanya tinggal penjual makanan, mainan dan ice cream yang ada disana yang terletak jauh dari tempat dimana aku dan rudi terduduk dan menikmati kebersamaan kami saat ini, rudi tidak membalas ciumanku, dan masih dengan tatapan kagetnya,
setelah beberapa menit berlalu aku pun melepaskan ciumanku dan mulai mengelap bekas lipstik yang belepetan di sekitar bibrku, rudi pun sama.
heningnya sore yang mulai berganti gelap ditambah kami berdua dengan tatapan kosong ke depan tanpa berbicara, dan rudi memulai untuk mulai memancing pembicaraan dengan ku
                “emm… udah malem, pulang aja yuk sayang…” *deg….* Detak jantungku seakan berhenti untuk beberapa detik ketika kata itu keluar dari mulut rudi, sahabat karib sekaligus laki-laki yang memang telah aku suka sejak dulu, aku tidak tahu kapan aku mulai menyukainya, sama seperti dia, dialah satu-satunya cinta untukku sejak saat itu, dan harapanku pun sama semoga dialah cinta terahirku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Get Gifs at CodemySpace.com