1. Amenore (tidak
menstruasi)
Amenore adalah tidak terjadinya menstruasi. Jika menstruasi tidak pernah
terjadi maka disebut amenore primer, jika menstruasi pernah terjadi tetapi
kemudian berhenti selama 6 bulan atau lebih maka disebut amenore sekunder.
Amenore yang normal hanya terjadi sebelum masa pubertas, selama kehamilan,
selama menyusui dan setelah menopause.
Penyebab
Amenore bisa terjadi akibat kelainan di otak, kelenjar hipofisa, kelenjar
tiroid, kelenjar adrenal, ovarium (indung telur) maupun bagian dari sistem
reproduksi lainnya. Dalam keadaan normal, hipotalamus (bagian dari otak yang
terletak diatas kelenjar hipofisa) mengirimkan sinyal kepada kelenjar hipofisa
untuk melepaskan hormon-hormon yang merangsang dilepaskannya sel telur oleh
ovarium. Pada penyekit tertentu, pembentukan hormon hipofisa yang abnormal bisa
menyebabkan terhambatnya pelepasan sel telur dan terganggunya serangkaian
proses hormonal yang terlibat dalam terjadinya menstruasi.
Penyebab amenore primer:
1. Tertundanya menarke
(menstruasi pertama)
2. Kelainan bawaan pada
sistem kelamin (misalnya tidak memiliki rahim atau vagina, adanya sekat pada
vagina, serviks yang sempit, lubang pada selaput yang menutupi vagina terlalu
sempit/himen imperforata)
3. Penurunan berat badan
yang drastis (akibat kemiskinan, diet berlebihan, anoreksia nervosa, bulimia,
dan lain lain)
4. Kelainan bawaan pada
sistem kelamin
5. Kelainan kromosom
(misalnya sindroma Turner atau sindroma Swyer) dimana sel hanya mengandung 1
kromosom X)
6. Obesitas yang ekstrim
7. Hipoglikemia
8. Disgenesis gonad
9. Hipogonadisme
hipogonadotropik
10. Sindroma feminisasi
testis
11. Hermafrodit sejati
12. Penyakit menahun
13. Kekurangan gizi
14. Penyakit Cushing
15. Fibrosis kistik
16. Penyakit jantung bawaan
(sianotik)
17. Kraniofaringioma, tumor
ovarium, tumor adrenal
18. Hipotiroidisme
19. Sindroma adrenogenital
20. Sindroma Prader-Willi
21. Penyakit ovarium
polikista
22. Hiperplasia adrenal
kongenital
Penyebab amenore sekunder:
1. Kehamilan
2. Kecemasan akan kehamilan
3. Penurunan berat badan
yang drastis
4. Olah raga yang
berlebihan
5. Lemak tubuh kurang dari
15-17%extreme
6. Mengkonsumsi hormon
tambahan
7. Obesitas
8. Stres emosional
9. Menopause
10. Kelainan endokrin
(misalnya sindroma Cushing yang menghasilkan sejumlah besar hormon kortisol
oleh kelenjar adrenal)
11. Obat-obatan (misalnya
busulfan, klorambusil, siklofosfamid, pil KB, fenotiazid)
12. Prosedur dilatasi dan
kuretase
13. Kelainan pada rahim,
seperti mola hidatidosa (tumor plasenta) dan sindrom Asherman (pembentukan
jaringan parut pada lapisan rahim akibat infeksi atau pembedahan).
Gejala
Gejalanya bervariasi, tergantung kepada penyebabnya. Jika penyebabnya
adalah kegagalan mengalami pubertas, maka tidak akan ditemukan tanda-tanda
pubertas seperti pembesaran payudara, pertumbuhan rambut kemaluan dan rambut
ketiak sert perubahan bentuk tubuh.
Jika penyebabnya adalah kehamilan, akan ditemukan morning sickness dan
pembesaran perut. Jika penyebabnya adalah kadar hormon tiroid yang tinggi maka
gejalanya adalah denyut jantung yang cepat, kecemasan, kulit yang hangat dan
lembab. Sindroma Cushing menyebabkan wajah bulat (moon face), perut buncit dan
lengan serta tungkai yang kurus.
Gejala lainnya yang mungkin ditemukan pada amenore:
1. Sakit kepala
2. Galaktore (pembentukan
air susu pada wanita yang tidak hamil dan tidak sedang menyusui)
3. Gangguan penglihatan
(pada tumor hipofisa)
4. Penurunan atau
penambahan berat badan yang berarti
5. Vagina yang kering
6. Hirsutisme (pertumbuhan
rambut yang berlebihan, yang mengikuti pola pria), perubahan suara dan
perubahan ukuran payudara
Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala, hasil pemeriksaan fisik dan usia
penderita.
Pemeriksaan yang biasa dilakukan adalah:
1. Biopsi endometrium
2. Progestin withdrawal
3. Kadar prolaktin
4. Kadar hormon (misalnya
testosteron)
5. Tes fungsi tiroid
6. Tes kehamilan
7. Kadar FSH (follicle
stimulating hormone)< LH (luteinizing hormone), TSH (thyroid stimulating
hormone) 8. Kariotipe untuk
mengetahui adanya kelainan kromosom 9. CT
scan kepala (jika diduga ada tumor hipofisa).
Pengobatan
Pengobatan tergantung kepada penyebabnya. Jika penyebabnya adalah penurunan
berat badan yang drastis atau obesitas, penderita dianjurkan untuk menjalani
diet yang tepat. Jika penyebabnya adalah olah raga yang berlebihan, penderita
dianjurkan untuk menguranginya. Jika seorang anak perempuan belum pernah
mengalami menstruasi dan semua hasil pemeriksaan normal, maka dilakukan
pemeriksaan setiap 3-6 bulan untuk memantau perkembangan pubertasnya. Untuk
merangsang menstruasi bisa diberikan progesteron. Untuk merangsang perubahan
pubertas pada anak perempuan yang payudaranya belum membesar atau rambut
kemaluan dan ketiaknya belum tumbuh, bisa diberikan estrogen. Jika penyebabnya
adalah tumor, maka dilakukan pembedahan untuk mengangkat tumor tesebut.
2. Dismenore
Dismenore adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim dan terjadi
selama menstruasi.
Penyebab
Disebut dismenore primer jika tidak ditemukan penyebab yang mendasarinya
dan dismenore sekunder jika penyebabnya adalah kelainan kandungan. Dismenore
primer sering terjadi, kemungkinan lebih dari 50% wanita mengalaminya dan 15%
diantaranya mengalami nyeri yang hebat. Biasanya dismenore primer timbul pada
masa remaja, yaitu sekitar 2-3 tahun setelah menstruasi pertama. Nyeri pada
dismenore primer diduga berasal dari kontraksi rahim yang dirangsang oleh
prostaglandin. Nyeri dirasakan semakin hebat ketika bekuan atau potongan
jaringan dari lapisan rahim melewati serviks (leher rahim), terutama jika
saluran serviksnya sempit. Perbedaan beratnya nyeri tergantung kepada kadar
prostaglandin. Wanita yang mengalami dismenore memiliki kadar prostaglandin
yang 5-13 kali lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang tidak mengalami
dismenore. Dismenore sangat mirip dengan nyeri yang dirasakan oleh wanita hamil
yang mendapatkan suntikan prostaglandin untuk merangsang persalinan. Dismenore
sekunder lebih jarang ditemukan dan terjadi pada 25% wanita yang mengalami
dismenore.
Penyebab dari dismenore sekunder adalah:
1. Endometriosis
2. Fibroid
3. Adenomiosis
4. Peradangan tuba falopii
5. Perlengketan abnormal
antara organ di dalam perut.
6. Pemakaian IUD. Dismenore
sekunder seringkali mulai timbul pada usia 20 tahun.
Gejala
Dismenore menyebabkan nyeri pada perut bagian bawah, yang bisa menjalar ke
punggung bagian bawah dan tungkai. Nyeri dirasakan sebagai kram yang
hilang-timbul atau sebagai nyeri tumpul yang terus menerus ada. Biasanya nyeri
mulai timbul sesaat sebelum atau selama menstruasi, mencapai puncaknya dalam
waktu 24 jam dan setelah 2 hari akan menghilang. Dismenore juga sering disertai
oleh sakit kepala, mual, sembelit atau diare dan sering berkemih. Kadang sampai
terjadi muntah.
Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.
Pengobatan
Untuk mengurangi rasa nyeri bisa diberikan obat anti peradangan non-steroid
(misalnya ibuprofen, naproxen dan asam mefenamat). Obat ini akan sangat efektif
jika mulai diminum 2 hari sebelum menstruasi dan dilanjutkan sampai hari 1-2
menstruasi.
a. Selain dengan
obat-obatan, rasa nyeri juga bisa dikurangi dengan:istirahat yang cukup
b. olah raga yang teratur
(terutama berjalan)
c. pemijatan
d. yoga
e. orgasme pada aktivitas
seksual
f. kompres hangat di
daerah perut.
Untuk mengatasi mual dan muntah bisa diberikan obat anti mual, tetapi mual
dan muntah biasanya menghilang jika kramnya telah teratasi. Gejala juga bisa
dikurangi dengan istirahat yang cukup serta olah raga secara teratur. Jika
nyeri terus dirasakan dan mengganggu kegiatan sehari-hari, maka diberikan pil
KB dosis rendah yang mengandung estrogen dan progesteron atau diberikan
medroxiprogesteron. Pemberian kedua obat tersebut dimaksudkan untuk mencegah
ovulasi (pelepasan sel telur) dan mengurangi pembentukan prostaglandin, yang
selanjutnya akan mengurangi beratnya dismenore. Jika obat ini juga tidak
efektif, maka dilakukan pemeriksaan tambahan (misalnya laparoskopi). Jika
dismenore sangat berat bisa dilakukan ablasio endometrium, yaitu suatu prosedur
dimana lapisan rahim dibakar atau diuapkan dengan alat pemanas. Pengobatan
untuk dismenore sekunder tergantung kepada penyebabnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar